Perjuangan Indah MengASIhi

Palu, Satusulteng.com – Setiap ibu yang telah melahirkan menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Pemberian ASI sejak bayi baru lahir adalah asupan terbaik. ASI sebagaimana telah kita ketahui adalah asupan yang semua nutrisinya pas dan sesuai dengan kondisi bayi. Sebagian orang menganggap Ibu yang mengASIhi anaknya lebih mudah dan tidak perlu susah memikirkan biaya untuk membeli susu formula karena pemberian ASI bisa kapan dan dimana saja tanpa perlu menakar kehangatan airnya pas atau tidak. Tapi pernahkah kita berpikir perjuangan seorang ibu yang memberikan ASI (bahkan ASI Eksklusif) pada anaknya tidak semudah dan sepraktis yang kita lihat?

Tahukah kita bahwa begitu besar perjuangan seorang ibu yang mengasihi anaknya. Bagi ibu muda yang pertama kali melahirkan biasanya akan timbul rasa cemas dan kekhawatiran dalam proses mengasihi. Di antara mereka ada yang khawatir karena ASI belum keluar bahkan setelah tiga hari pasca melahirkan dan dengan kondisi ini si ibu langsung memutuskan memberikan susu formula pada bayi tanpa konsultasi dulu ke dokter. Kondisi ini membutuhkan edukasi khusus bagi si ibu untuk belajar menyusui bayinya mulai dari teknik dan posisi menyusui yang pas untuk bayi sampai pada mitos dan fakta dalam menyusui. Hal ini penting bagi ibu pemula karena di masyarakat banyak mitos ibu menyusui yang tidak sesuai bahkan mengganggu kesehatan dan berpengaruh pada pemberian ASI

Saat orang menganggap pemberian susu formula sedikit repot karena harus menakar air yang hangatnya pas dan sesuai dengan takaran sufornya maka ibu yang mengasihi juga kadang merasakan cemas karena tetiba ASInya berhenti keluar karena sebab psikologi entah karena baby blues, kurangnya dukungan dari orang terdekat dan lainnya menjadikan si ibu harus merelaksasi kondisi jiwanya agar lebih tenang sehingga asinya normal kembali. Maka kondisi ini harus dijaga oleh para ibu menyusui agar mereka tidak stress sehingga berpengaruh pada kelancaran ASInya. Ini tentu bukanlah hal mudah yang harus dilewati oleh ibu pejuang ASI. Semakin ibu percaya diri, bahagia, rileks dan tenang saat menyusui maka produksi asipun semakin melimpah dan ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi ibu Ketika ASInya lancar bayinya bisa menyusui dengan baik

Perjuangan ibu menyusui masih harus berlanjut dengan menahan rasa sakit ketika payudaranya bermasalah. Kebanyakan ibu pada awal menyusui merasakan pembengkakan pada payudaranya karena belum mengetahui teknik dalam pemberian ASI. Maka ada ibu yang mengalami penyakit mastitis disebabkan saluran ASI yang tersumbat, benjolan pada payudara (bahkan ada yang bernanah), serta lecet pada puting. Semua gangguan ini menjadikan badan ibu demam kalau tidak segera diatasi. Maslah pada payudara ini menjadi hal yang serius karena karena berpengaruh pada pemberian ASI. Misalkan ketika puting ibu lecet akan terasa sangat sakit pada saat menyusui. Ada ibu yang harus berhenti menyusui anaknya karena rasa sakit pada payudaranya, tetapi bagi ibu pejuang ASI mereka tetap meneruskan memberikan ASI pada bayinya meski harus merintih kesakitan pada saat menyusui. Pada kondisi seperti ini peran suami sangat dibutuhkan bagi para ibu untuk tetap memberikan dukungan dan membantu mengatasi rasa sakitnya misalnya dengan mengompres air hangat, atau memberikan perhatian lebih kepada istri dan anaknya.

Pejuang ASI masih harus tetap semangat dengan rela begadang sehingga pola tidurnya terganggu. Tidak hanya itu, pejuang ASI juga harus menjaga setiap asupan makanan yang dikonsumsinya karena akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas ASInya. Hal ini bisa diantisipasi dengan banyak makan sayur dan buah serta air putih untuk menghindari dehidrasi pada ibu, sebagian ibu mengonsumsi suplemen untuk memperbaiki kualitas asinya.

Kondisi perjuangan di atas bisa dilalui oleh para ibu menyusui karena adanya motivasi dan keinginan yang besar dari sang ibu untuk memberikan ASI. Semua rasa sakit akan hilang ketika bayinya tumbuh sehat, normal dan ceria. Ibu akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa ketika bayinya tersenyum saat menyusui. Rasa penat akan hilang ketika bayi kita yang dulu masih merah sudah tumbuh dengan cepatnya karena proses menyusui yang bagus.

Selain itu, sebagai seorang muslim tentu menyusui menjadi ibadah buat kita karena hal ini telah Allah perintahkan dalam Alqur’an “ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” (QS Luqman [31]: 14). Perintah menyusui sampai dua tahun ini adalah bentuk maksimal perhatian ibu kepada anaknya.

Indahnya perjuangan mengasihi memberikan efek positif kepada sang ibu. Dengan memberikan asi eksklusif menjadikan proses pemulihan setelah bersalin lebih cepat, berat badan turun (ini efektif bagi ibu yang mengalami over weight saat hamil) bahkan pemberian asi ekslusif menjadi kontrasepsi alami bagi ibu menyusui (amenore laktasi)

Sebagai kesimpulan berdasarkan pengalaman saya yang saat ini masih memberikan asi eksklusif pada anak saya yang usianya 3 bulan bahwa asi adalah anugerah terbesar yang Allah berikan kepada setiap ibu yang menyusui. Perjuangan yang saya tuliskan di atas adalah hal pribadi yang telah saya alami. terkadang saya cemas jika ada rasa sakit pada anak atau saya tetapi rasa sakit itu bisa hilang juga dengan keajaiban asi

Tetap semangat dan jaga kesehatan para ibu pejuang asi. Momen ini tidak akan pernah terlupakan dan tergantikan. Semua rasa lelah dan sakit akan terbayar indah dengan Kesehatan anak kita serta pahala yang kita dapatkan jika semuanya kita jalani dengan keikhlasan. Semua lelah karena lillah.

Satu hal penting yang harus diingat adalah menjaga asupan makanan kita agar selalu memberikan makanan yang  halal dan baik sehingga asi yang dicerna anak kita kelak menjadikannya anak yang sholeh-sholeha, berbakti pada agama bangsa dan negara, aamiin

Profil penulis

Nama                           : Hildawati, S. Pd. I, M. Pd.I

Pekerjaan                     : Dosen IAIN Palu, prodi PIAUD, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Alamat                        : Taman Ria Estate kavling flamboyan

Exit mobile version