Palu, Satusulteng.com – Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, H. Sudarto, SH, M.Hum. didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, H. Ardiansyah L, S.Pd, M.Si, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Muslimah L. Gadi, M.Si. dan Kepala UPT Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Alfina Adnan Deu, SKM, M.Si. membuka kegiatan Rapat Koordinasi Kelompok Kerja (Pokja) Komunikasi, Informasi dan Edukasi HIV/AIDS Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 di Aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat (13/5).
Pertemuan tersebut diikuti oleh sekitar 30 orang peserta, yang terdiri dari para pemerhati, relawan, dosen, dan mahasiswa, yang berasal dari beberapa intansi pendidikan yang berada di Kota Palu, antara lain Universitas Tadulako Palu, Universitas Muhammadiyah, Akademi Keperawatan (Akper) Justitia, dan STMIK Adhi Guna Palu. Mereka bergantian memberikan laporan maupun pendapat mengenai penanggulangan penyakit HIV/AIDS di daerah Sulawesi Tengah.
Selaku Ketua Pelaksana KPA Provinsi Sulawesi Tengah, Wakil Gubernur dalam arahannya menekankan bahwa upaya pencegahan HIV/AIDS lebih baik daripada pengobatan. Faktor utama yang mendasari hal tersebut adalah biaya pengobatan yang sangat mahal, yang hanya menekan penyebaran virus HIV/AIDS dan bukan untuk menyembuhkan.
“Pencegahan HIV/AIDS menelan biaya yang lebih murah dibandingkan pengobatan. Olehnya itu pertemuan ini wajib dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana komitmen dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dan mitra kerja stake holder yang telah melakukan MoU dengan KPA Provinsi Sulawesi Tengah dan 5 kementerian terkait di dalam penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi penanggulangan HIV/AIDS.” jelas Wakil Gubernur Sudarto.
Lebih lanjut, Wakil Gubernur menilai bahwa permasalahan seputar HIV/AIDS kurang mendapat perhatian dari instansi-instansi yang pada tahun 2013 lalu menandatangani Mou pencegahan HIV/AIDS, yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Kementerian Agama dan Biro Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah mengingat kurangnya sosialiasi yang dilakukan terkait HIV/AIDS.
“KPA khususnya tim promosi dan tim penjaringan kasus, harus melakukan upaya yang lebih aktif serta melakukan metode dan terobosan yang lebih efektif dan efisien dalam memerangi HIV/AIDS, khususnya dalam mengidentifikasi serta menjaring masyarakat yang telah terinfeksi virus HIV/AIDS.” ujar Sudarto.
“Lakukan sosialisasi melalui pemantauan dan edukasi langsung di tempat-tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat, hingga penyebarluasan informasi melalui media cetak maupun elektonik. Untuk lebih mudahnya, manfaatkan kemajuan teknologi, khususnya telepon seluler, karena hampir semua masyarakat memiliki akses layanan komunikasi elektronik. Kerjasama dan koordinasi dengan para tokoh agama juga perlu dilakukan dalam mengedukasi masyarakat terkait bahaya HIV/AIDS.” sambungnya.
“Sekali lagi saya tekankan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Bila sudah terinfeksi, jauhi virusnya, bukan orangnya. Mari kita ciptakan masyarakat yang sehat, cerdas dan berdaya saing demi pembangunan Sulawesi Tengah yang lebih baik.” pungkas Wakil Gubernur Sulawesi Tengah mengakhiri pertemuan.