Hidayat, Palu Pantas Di Sebut Mutiara Di Khatulistiwa

Palu, Satusulteng.com – Salah satu daerah Di Indonesia yang memiliki aneka ragam kekayaan alam dan telah menjadi sorotan para investor dalam dan luar negri untuk melakukan investasi, menandakan bagaimana indahnya wilayah yang di tengah kota memiliki laut, gunung dan di belah dengan bantaran sungai, sekaligus menjadikan Kota palu ibu kota Propinsi sulawesi tengah menarik perhatian para turis lokal dan mancanegara untuk datang langsung ke Palu.

Apalagi ada event pelaksanaan Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2016 jelas ini kita jadikan momentum kemajuan kota palu untuk kita perkenalkan di mata dunia , “Palu pantas di sebut mutiara di khatulistiwa”, kata Walikota Palu Drs.Hidayat,M.Si, saat pembukaan FPPN di lokasi eks pengaraman pantai Talise,pada Sabtu malam (24/2016).

Lebih jauh Hidayat menjelaskan, Pelaksanaan FPPN merupakan nama baru yang sebelumnya Festival Teluk palu, setelah mendapat masukan dan melalui tahapan diskusi dengan gubernur sekaligus, dan kami sendiri pun tidak tahu asal muasal FPPN sehingga muncul lah ide tersebut. dan kami kait – kaitkan dengan sejarah kota palu sebagaimana prasasti yang ada di tulisan batu tersebut, “Kita tunjukan kepada dunia kita buktikan kepada indonesia palu pantas di sebut mutiara khatulistiwa”, terang Hidayat saat memberikan penjelasan di hadapan mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Kalimat ini memang tidak di sengaja dan kami ingat betul saat adinda kami Sigit Purnomo Said (Wakil Walikota Palu), ketika kami kampanye kalimat ini merupakan, “Teak line kami”, walaupun kami sendiri tidak tahu kalimat ini datangnya dari mana, saya berpikir nanti orang tanya kalimat ini dari mana, dan saya merasa ketakutan sekaligus berpikir apa makna  adanya prasasti di batu yang tulisannya menunjukan pada dunia palu pantas di sebut mutiara di khatulistiwa, terangnya.

Tentunya saya mengerti setelah mendapat penjelasan melalui diskusi dari para seniman dan para akedemisi, bahwa penjelasan kalimat itu menurut sejarah di tanah kaili ini bahwa Bung Karno pertama kali menginjakan kaki di tanah kaili ini menyebut, “Kata mutiara di khatulistiwa itu, beliau mengatakan bahwa Palu Mutiara di khatulistiwa”.

Pastinya, apa yang kita lakukan saat ini dengan pesona palu nomoni inilah mungkin sarana kendaraan yang kita gunakan untuk menunjukan kepada dunia, untuk membuktikan pada indonesia apakah palu pantas di sebut mutiara khatilustiwa, ini jawaban berada kepada kita semua masyarakat yang ada di kota palu, ungkap Hidayat.

Makna ini sebelumnya sudah kami diskusikan terkait kata mutiara di khatulistiwa itu perlu kita galih secara bersama makna tersebut dan menjadikan inspirasi kita semua nantinya bergerak bersama palu pantas di sebut mutiara khatulistiwa.

Oleh karena itu, kegiatan ini merupakan salah satu aspek dari pada visi pemerintah kota palu lima tahun kedepan, sebagaimana visi  pemerintah kota Palu kota jasa berbudaya dan beradat di landasi iman dan taqwa, ini menurut hemat dan pemikiran kami bahwa inilah merupakan jembatan yang mengantarkan kota palu menjadi kota destinasi tahun – tahun akan datang, akunya. (M.Nasir Tula)

Exit mobile version