WVI Kerjasama Pemkot Palu Tingkatkan Kesehatan Masyarakat

Palu, Satusulteng.com – Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) bekerja sama Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini giat melaksanakan berbagai kegiatan kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan masyaraka, terutama ibu dan anak.

“Terutama program peningkatan kesehatan ibu dan anak guna menurunkan angka kematian ibu dan anak di Ibu Kota Provinsi Sulteng,” kata Area Manager WVI wilayah Palu, Sabtarina Febriyan, pada acara Semiloka Revitalisasi dan Re-inventarisasi Posyandu di Palu, Selasa.

Ia mengatakan WVI dan Pemkot Palu mendukung penguatan sistem pemantauan posyandu untuk peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Posyandu salah satu potensi terbesar yang dimiliki masyarakat di Indonesia, termasuk di Kota Palu dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Karena di Posyandu, kata Sabrina, anak dimonitor pertumbuhan dan perkembangannua, diberi edukasi kesehatan serta rujuk dengan cepat jika terjadi tanda-tanda kelainan atau sakit.

Posyandu ada di tengah-tengah masyarakat dan digerakan oleh masyarakat.

Posyandu yang terbesar di setiap permukiman penduduk di kota/desa selama ini merupakan sarana yang efektif dalam peningkatan kesehatan masyarakat.

Makanya, kata dia, WVI hadir di Kota Palu dan telah berjalan beberapa tahun ini bekerja sama Dinas Kesehatan setempat meluncurkan program iREACH.

Program iREACH dilakukan sebagai upaya WVI dalam mendukung pemerintah meningkatkan kesehatan ibu dan anak, terutama melalui penguatan sistem pemantauan posyandu di masyarakat.

Ia menambahkan program tersebut dilakukan di 97 Posyandu yang tersebar di 22 kelurahan dari lima kecamatan di Ibu Kota Provinsi Sulteng.

Berdasarkan data menyebutkan angka kematian ibu di Kota Palu pada 2017 berada pada 156/100.000 KLH atau turun dibandingkan 2016 yang masih berada pada angka 158/100.000 KLH.

Pada 2015, angka kematian ibu di Palu cukup tinggi mencapai 326/100.000 KLH.

Sementara evaluasi program gizi involve di beberapa wilayah juga menunjukan angka anak kurus sebesar 25,49% masuk dalam kategori tinggi.

Menurut dia, Posyandu menjadi wadah penting untuk edukasi kesehatan dan deteksi adannya gangguan tumbuh kembang pada anak.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, dr Royke Abraham mengatakan pemerintah melalui Dinas Kesehatan telah melakukan upaya yang optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat mulai dari Puskesmas sampai di rumah sakit, terutama untuk anak sakit dan juga kasus kurang gizi.

Tetapi, kata dia, usaha pemerintah tentu tidak akan berhasil jika tanpa bantuan dari stakeholder yang ada di daerah itu. “Kami sangat membutuhkan adanya dukungan dan bantuan dari stakeholder,” katanya.

Royke mengatakan semua pihak harus terlibat aktif, terutama masyarakat yang harus berdaya dan berpartisipasi di Posyandu.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam rangka upaya pemerintah Kota Palu dan WVI bersama-sama memerangi angka kesakitan dan kekurangan gizi anak.

Dia juga memberikan apresiasi kepada WVI yang selama ini telah banyak memberikan dukungan terhadap kesehatan ibu dan anak melalui pendampingan di sejumlah posyandu yang tersebar di Kota Palu.

Ia juga menyambut gembira program WVI yang memperkenalkan penguatan posyandu berbazis IT yang akan mencakup lima kecamatan yakni Palu Barat, Palu Utara, Ulujadi,Taweli dan Tatanga.

Program tersebut akan fokus pada peningkatan sistem kerja posyandu lewat monitoring anak betbazis teknologi.

Hadir pula dalam kegiatan dimaksud antara lain Ketua Bappeda Kota Palu, Akademisi, pengurus PKK Kota Palu, para camat dan lurah serta kader Posyandu.***

Exit mobile version