TP2TP2A Palu Kecam KDRT Terhadap Anna Mardaleta

Palu, Satusulteng.com – Ketua Tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (TP2TP2A) Kota Palu Irmawaty Hidayat mengecam tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang nyaris merenggut nyawa Anna Mardaleta (25), warga Kelurahan Tawaeli, Kacamata Palu Utara, oleh oleh suaminya sendiri.

“Kami tidak akan tinggal diam atas musibah yang dialami Anna Mardaleta karena tugas inti kami adalah melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan,” kata Irmawaty di Palu, Senin, usai mengunjungi korban yang sedang dirawat di RSU Anutapura Palu.

Istri Wali Kota Palu Hidayat itu berharap aparat kepolisian segera menangkap pelaku dan memberikan hukuman yang seberat-berat atas perbuatan itu.

Ia juga meminta pihak RSU Anutapura Palu untuk memberikan perawatan dan pelayanan yang maksimal kepada Anna sehingga nyawa anak dari Sumarni itu bisa diselamatkan.

Berdasarkan keterangan keluarga korban di Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu, Minggu (9/9) malam, Irmawati mengatakan Anna mengalami tindak kekerasan oleh suaminya Usman Tahelai (37) dengan cara ditikam di bagian perut sebelah kiri pada Minggu (9/9) pagi.

Sementara itu Sumarni , Ibu Anna Mardaleta menceritakan bahwa saat itu Anna terlibat cekcok dengan suaminya Usman lantaran Anna tidak ingin lagi melanjutkan hubungan rumah tangga mereka karena tindak kekerasan yang kerap ia terima dari suaminya.

“Saat itu Usman mengancam mau membunuh Anna. Untung ada saudaranya yang melerai pertengkaran mereka. Kasus ini belum sempat kami lapor ke Polres Palu karena Usman mengancam akan membunuh Anna. Annas ditikam oleh suaminya,” ucap Sumarni.

Ia juga mengemukakan bahwa pada Sabtu (8/9), Anna juga mengalami kekerasan oleh Usman. Saat itu Usman menampar Anna di jalan saat hendak pulang ke rumah.

Menurut pengakuan Sumarni, kekerasan yang dilakukan Usman karena faktor cemburu.

Saat itu kita lapor ke Polsek Palu Utara dan kemudian diatur secara kekeluargaan dan kedua belah pihak sepakat saling memaafkan, namun sehari kemudian tidnak keerasan itu diulangi lagi, bahkan nyaris merenggut nyawa Anna.

Exit mobile version