Palu, SatuSulteng.com – Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE secara resmi membuka pelaksanaan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Palu pada Kamis (15/05/2025) di halaman kantor Wali Kota Palu.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) yang jatuh setiap tanggal 26 April.
Simulasi ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Kedutaan Besar Swiss untuk Indonesia, yang kebetulan sedang melakukan kunjungan kerja ke Kota Palu guna melakukan kajian risiko kebencanaan di daerah-daerah terdampak serta menjajaki potensi pendampingan teknis kepada Pemerintah Kota Palu dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.
Dalam sambutannya, Wali Kota Hadianto Rasyid menyampaikan bahwa kegiatan simulasi ini merupakan bagian dari upaya penguatan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah terhadap potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu, khususnya di Kota Palu yang merupakan wilayah rawan bencana.
“Kita semua masih mengingat dengan jelas bencana besar yang melanda Kota Palu pada tahun 2018 lalu—gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi. Oleh karena itu, simulasi seperti ini menjadi sangat penting sebagai bagian dari mitigasi kebencanaan,” ujar Wali Kota Hadianto.
Wali kota menegaskan bahwa simulasi kebencanaan bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan sudah menjadi agenda wajib bagi seluruh jajaran pemerintah kota, perangkat daerah, serta stakeholder terkait sebagai bentuk latihan dan peningkatan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.
“Hari Kesiapsiagaan Nasional ini semoga menjadi momentum bagi kita semua untuk terus meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan kita. Namun tentu kita juga senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar kita selalu dijauhkan dari bencana yang berat dan yang tidak mampu kita hadapi,” tambah wali kota.
Wali Kota Palu juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan simulasi tersebut dan berharap kegiatan ini berjalan lancar serta menjadi pengingat kolektif bagi seluruh warga akan pentingnya kesiapan menghadapi situasi darurat.
Kehadiran pihak Kedutaan Besar Swiss juga menjadi catatan penting dalam kegiatan ini. Meskipun tujuan utama kunjungan mereka bukan untuk mengikuti simulasi, namun momen ini menjadi relevan dalam konteks peningkatan kolaborasi internasional dalam menghadapi isu-isu kebencanaan, khususnya di wilayah Sulawesi Tengah.
Dengan pelaksanaan simulasi ini, Pemerintah Kota Palu berharap dapat terus membangun budaya sadar bencana di tengah masyarakat, serta memperkuat koordinasi lintas sektor dalam membangun kota yang tangguh terhadap bencana. (*)