Palu, SatuSulteng.com – Wali Kota Palu diwakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, Mohammad Arif menghadiri Pertemuan Multi Sektor pada Kamis, 06 Juli 2023 di Hotel Sutan Raja Palu.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) Emergency Unit ini mempertemukan Pemerintah Kota Palu dengan sejumlah pelaku usaha serta pegiat lingkungan.
Dalam kesempatan ini, Kadis Arif menyampaikan bahwa pertemuan seperti ini secara tidak langsung membantu memberikan informasi terkait dengan bagaimana pengelolaan sampah di Kota Palu.
Menurut kadis, YAKKUM Emergency Unit merupakan salah satu NGO di Sulawesi Tengah yang konsen dengan masalah sampah khususnya plastik.
Di Kota Palu sendiri pihak YAKKUM Emergency Unit melakukan pembinaan di Kelurahan Talise tepatnya di Jalan Kamboja, Kelurahan Talise.
Kadis menyebut, hari ini Pemerintah Kota Palu sudah menyediakan armada sampah sebanyak 46 unit, yang tersebar di seluruh kelurahan di Kota Palu.
“Sedianya setiap kelurahan itu paling tidak memiliki dua unit armada untuk pengangkutan sampahnya. Tapi karena keterbatasan anggaran, akhirnya di setiap kelurahan baru ada satu unit,” ujar kadis.
Kadis mengatakan hari ini jumlah timbulan sampah Kota Palu yang ditangani oleh DLH Kota Palu, sebanyak 201 ton perhari.
Kalau dilihat dari jumlah penduduk Kota Palu yang berjumlah sekitar 377 ribu, maka asumsi dengan mengalihkan 0,5 kg perhari, maka diperkirakan jumlah timbulan sampah perhari sekitar 256 ton.
“Artinya masih ada kurang lebih 46 ton setiap hari yang belum bisa ditangani. Maka mohon maaf kepada masyarakat Kota Palu, saat ini kemampuan armada sampah kita belum bisa secara maksimal. Karena memang untuk memaksimalkan pelayanan pengangkutan sampah membutuhkan biaya yang cukup besar,” jelas kadis.
Oleh karena itu, salah satu upaya dalam rangka mengurangi pengangkutan sampah, maka pihak YAKKUM Emergency Unit membentuk komunitas Bank Sampah khususnya plastik.
Suatu kesyukuran, dengan adanya hal seperti ini, maka jumlah timbulan sampah yang harusnya 256 ton perhari, tidak harus semua diangkut dan ditangani.
Kadis berharap pihak NGO bisa terus melakukan pembinaan dan Pemerintah Kota Palu secara teknis juga akan membantu, agar bisa bersama-sama mengelola sampah.
Menurut kadis, tanpa disadari sampah memiliki nilai yang cukup baik dan memiliki nilai ekonomis yang membantu perekonomian masyarakat.
“Apalagi khususnya masalah sampah plastik, seperti botol plastik punya nilai yang sangat baik. Mulai dari tutupnya, labelnya, hingga botolnya punya harga yang beda-beda,” ungkap kadis.
Pemerintah Kota Palu sendiri, lanjut kadis telah mengeluarkan aturan terkait dengan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai.
Di lingkup Pemerintah Kota Palu dalam pelaksanaan berbagai kegiatan, tidak lagi dibenarkan menggunakan air botol kemasan, namun diganti dengan Tumbler.
“Mari kita bersama berkomitmen untuk tidak lagi menggunakan plastik kemasan atau plastik sekali pakai. Ini masih pembatasan, belum sampai pelarangan,” ajak kadis. (*/Red)