Didesak NasDem, Akhirnya Gubernur Jadwalkan Menghadap Menteri ESDM

Palu, Satusulteng.com -Gubernur Sulawesi Tengah akhirnya menjadwalkan ketemu Menteri ESDM terkait negosiasi Partisipating Interest (PI) 10 persen.

“Kita mensyukuri, upaya kami memberikan dorongan moral dan politik pada Gubernur, bisa didengarkan juga. Ini langkah positif menentukan masa depan masyarakat Sulawesi Tengah atas perjuangan hak partisipasi interest dalam sektor hulu dan hilirisasi gas Donggi Senoro LNG,” ujar Masykur, Ketua Fraksi NasDem DPRD Provinsi Sulteng, 9/2/2017.

Masykur mengatakan langkah bertemu Menteri ESDM memang diperlukan untuk konsultasi tekhnis kebijakan negosiasi migas.

Tetapi kata Masykur, dukungan politik juga perlu digalang oleh Gubernur Sulteng untuk memastikan ada tim kerja khusus yang fokus mengawal perjuangan ini.

Dalam konteks dukungan politik ini, posisi DPRD Provinsi dan Kabupaten tidak bisa diabaikan. Sebab, alangkah tidak elegant kesannya jika upaya untuk memperjuangkan keterpenuhan hak daerah, peran para pihak, termasuk DPRD mesti turut andil dan ambil peran dalam upaya tersebut.

Kata Masykur, dengan terbukanya ruang tersebut maka yang muncul kemudian tidak hanya Gubernur yang berjuang sendiri. Dan pada saat yang sama, melalui upaya pelibatan para Pihak ini sebagai cerminan kuatnya desakan pemenuhan hak masyarakat Sulteng.

Insya Allah, jika perjuangan PI Ten Persen ini  membuahkan hasil maka Pemprov Sulteng tidak akan lagi kesulitan membangun dan mengembangkan daerah ini.

Nah bagaimana langkah-langkah yang akan dilakukan, ini yang harus disiapkan secara cermat. Agar pemerintah pusat melalui menteri ESDM yakin bahwa kita siap menyambut PI 10 persen.

“langkah awal materi negosiasi saya kira sudah terang, kita bisa mengusulkan negosiasi pada tiga blok hulu migas dan pada hilirisasi Donggi Senoro,” ujarnya.

Bagi Masykur, dukungan politik lebih luas diperlukan sebagai tekanan keadilan desentralisasi. Namun ia juga menyarankan agar proses negosiasi dipersiapkan dengan matang, termasuk dengan pelibatan juru loby internasional dan akademisi lokal untuk studi potensi negosiasi.

“Negosiasi memerlukan tim yang profesional, kita perlu menggalang juru loby internasional, pakar hukum, pakar migas dan konsultasi secara kontinyu dengan kementeriaan ESDM,” tegasnya.

Exit mobile version